Menlu Palestina: Amerika Serikat sengaja jegal kemerdekaan Palestina


Masalah Palestina merupakan isu penting yang dibahas dalam peringatan tahun ke-60 Konferensi Asia-Afrika (KAA) 2015 di Bandung. KAA kali pertama diselenggarakan adalah pada 18-24 April tahun 1955 di Gedung Merdeka, Bandung. Konferensi ini merupakan gerakan perlawanan politik bangsa Asia dan Afrika terhadap penjajahan maupun imperialisme negara kuat seperti Amerika Serikat, Inggris, Uni Soviet, dan sebagainya.

Palestina adalah entitas "negara" yang hingga saat ini belum memiliki negara berdaulat dan diakui dunia. Imigran Yahudi asing berhasil mendirikan negara Israel berkat dukungan Amerika dan Uni Soviet. Israel juga sukses mencaplok banyak wilayah baru dari hasil peperangan yang mereka menangkan atas negara-negara Arab.

Sedangkan status Palestina masih terlunta-lunta, meskipun barat selalu menggadang-gadangkan solusi "Two State". Namun berdirinya negara Palestina terus dijegal oleh Israel yang selalu didukung Amerika. Sebab Amerika Serikat sangat berkepentingan melindungi eksistensi Israel dari resiko ancaman sekecil apapun.

"Kami gagal karena Amerika Serikat mengintervensi dan menekan satu negara untuk mengubah pilihannya, yaitu Nigeria. Hasilnya, Nigeria telah menghukum presidennya yang berani tidak mendukung Palestina dan ia kalah dalam pemilu," ujar Menlu Riyad al-Maliki, seperti dilansir oleh CNN Indonesia.

Maliki berharap dukungan pada KAA ini dapat diwujudkan menjadi rencana kerja nyata yang membantu masa depan Palestina. Ia yakin jika kekuatan internasional dapat menekan pihak-pihak yang ingin mencegah Palestina mencapai kemerdekaannya. Termasuk dengan memanfaatkan celah-celah hukum internasional untuk memukul Israel.

"Mungkin sekarang kita harus kembali ke Dewan Keamanan dan mencari resolusi lain yang dapat mengakhiri pendudukan Israel. Mungin konferensi internasional yang dapat mendorong Israel untuk dibelenggu dengan hukum internasional dan mengakhiri pendudukan dan memberikan kemerdekaan kepada Palestina," kata al-Maliki

"Kita harus mulai bicara tentang sanksi kepada Israel karena melanggar hukum internasional dan melukai hak asasi Palestina. Saya percaya ada beberapa hal yang dapat kita lakukan jika kita memiliki keberanian untuk melakukannya," kata al-Maliki.

Semua delegasi peserta Konferensi Asia Afrika ini dilaporkan telah mencapai kesepakatan untuk mendukung kemerdekaan atau mendapatkan kedaulatan negara Palestina, serta mengakhiri pendudukan Zionis Israel.

Status "merdeka dan berdaulat" sangat penting dan mendatangkan maslahat yang sangat besar bagi rakyat Palestina. Dengan memiliki negara, mereka dapat mengembangkan perekonomian, keamanan hingga militer. Selama ini penjajah Israel sangat leluasa mengontrol segala sesuatu menyangkut wilayah Palestina. Seperti keuangan, pendirian tembok pemisah, penggusuran dan pendirian pemukiman Yahudi ilegal. Kontrol udara dan laut juga dipegang oleh negara penjajah. (CNN Indonesia/rslh)

No comments

Powered by Blogger.