BKSAP Apresiasi Langkah Pemerintah Galang Dukungan untuk Palestina
Wakil Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Rofi Munawar mengapresiasi langkah pemerintah untuk menggalang dukungan terhadap kemerdekaan Palestina di dalam penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika (KAA) yang digelar sejak Ahad (19/4/2015) hingga Jumat (24 /4/2015), di DKI Jakarta dan Bandung, Jawa Barat.
“KAA mengirimkan pesan utama tentang pentingnya sebuah kedaulatan dan kemerdekaan bagi negara-negara di benua Asia maupun Afrika. Palestina adalah salah satu Negara yang secara aktif dan senantiasa hadir dalam berbagai kegiatan KAA, tentu saja solidaritas dan keseriusan dari partisipan KAA sangat membantu dalam merealisasikan kemerdekaan Palestina sebagai sebuah negara berdaulat penuh,” kata Rofi Munawar, di Jakarta (21/4/15).
Rofi mengatakan, pada 22 dan 23 April 2015 akan diadakan pertemuan tingkat kepala negara (Leaders Meeting).
"Pada hari inilah sejumlah kepala negara dan pemerintahan negara di Asia Afrika akan membahas sejumlah permasalahan dengan tema Penguatan Kerja Sama Selatan-Selatan dalam Rangka Meningkatkan Kesejahteraan dan Perdamaian Dunia," katanya.
Peringatan KAA ini sendiri, kata Rofi, bertujuan menyimpulkan tiga dokumen yakni Bandung Message, dokumen tentang penghidupan kembali Kemitraan Strategis Baru Asia Afrika (NAASP) dan deklarasi dukungan negara Asia Afrika untuk Palestina.
Rofi menambahkan, kesuksesan dalam penyelenggaraan dan agenda KAA akan sangat bermanfaat jika secara serius mampu mendorong isu-isu dasar konferensi tersebut, yaitu tidak boleh ada lagi imperialisme dan kolonialisme dalam bentuk apapun dari satu negara kepada negara lainnya.
Menurutnya, apa yang terjadi selama ini di Palestina atas tindakan Israel seharusnya telah cukup menegaskan bagi partisipan KAA untuk secara serius melakukan konsolidasi terhadap kemerdekaan negara Palestina.
“Sebuah inisiatif yang baik dari pemerintah Indonesia, oleh karenanya perlu ditindaklanjuti oleh rencana dan langkah-langkah strategis ke depan. Agenda Palestina merupakan agenda kemanusiaan dan agenda tentang persamaan negara beserta kedaulatannya yang asasi,” tukasnya.
Diketahui, 60 tahun lalu ketika negara-negara Asia Afrika berkumpul di Bandung, Indonesia, untuk mengusung ide besar yang mengubah tatanan dunia dengan satu seruan bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa. Saat itu, Palestina hadir dengan nama Jerusalem Palestina.
Saat itu, Israel telah menyatakan diri sebagai negara dengan sebagian wilayahnya juga mencakupi Jerusalem Palestina, pada 1948, sejalan dengan politik zionisme-nya alias kembali ke Bukit Zion.
KAA akan fokus membahas tiga dokumen utama, yaitu Bandung Message, Deklarasi Penghidupan Kembali Kemitraan Baru Strategis Asia-Afrika , dan Deklarasi Dukungan Kemerdekaan Palestina. Pembahasan ketiga dokumen utama itu kemudian akan dilanjutkan pada Pertemuan tingkat Menteri Asia-Afrika (Asia Africa Ministerial Meeting), dan hasil dari pembahasan ketiga dokumen itu akan diputuskan pada saat Pertemuan Kepala Negara atau Kepala Pemerintahan (Asia Africa Leaders Summit).(*)
“KAA mengirimkan pesan utama tentang pentingnya sebuah kedaulatan dan kemerdekaan bagi negara-negara di benua Asia maupun Afrika. Palestina adalah salah satu Negara yang secara aktif dan senantiasa hadir dalam berbagai kegiatan KAA, tentu saja solidaritas dan keseriusan dari partisipan KAA sangat membantu dalam merealisasikan kemerdekaan Palestina sebagai sebuah negara berdaulat penuh,” kata Rofi Munawar, di Jakarta (21/4/15).
Rofi mengatakan, pada 22 dan 23 April 2015 akan diadakan pertemuan tingkat kepala negara (Leaders Meeting).
"Pada hari inilah sejumlah kepala negara dan pemerintahan negara di Asia Afrika akan membahas sejumlah permasalahan dengan tema Penguatan Kerja Sama Selatan-Selatan dalam Rangka Meningkatkan Kesejahteraan dan Perdamaian Dunia," katanya.
Peringatan KAA ini sendiri, kata Rofi, bertujuan menyimpulkan tiga dokumen yakni Bandung Message, dokumen tentang penghidupan kembali Kemitraan Strategis Baru Asia Afrika (NAASP) dan deklarasi dukungan negara Asia Afrika untuk Palestina.
Rofi menambahkan, kesuksesan dalam penyelenggaraan dan agenda KAA akan sangat bermanfaat jika secara serius mampu mendorong isu-isu dasar konferensi tersebut, yaitu tidak boleh ada lagi imperialisme dan kolonialisme dalam bentuk apapun dari satu negara kepada negara lainnya.
Menurutnya, apa yang terjadi selama ini di Palestina atas tindakan Israel seharusnya telah cukup menegaskan bagi partisipan KAA untuk secara serius melakukan konsolidasi terhadap kemerdekaan negara Palestina.
“Sebuah inisiatif yang baik dari pemerintah Indonesia, oleh karenanya perlu ditindaklanjuti oleh rencana dan langkah-langkah strategis ke depan. Agenda Palestina merupakan agenda kemanusiaan dan agenda tentang persamaan negara beserta kedaulatannya yang asasi,” tukasnya.
Diketahui, 60 tahun lalu ketika negara-negara Asia Afrika berkumpul di Bandung, Indonesia, untuk mengusung ide besar yang mengubah tatanan dunia dengan satu seruan bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa. Saat itu, Palestina hadir dengan nama Jerusalem Palestina.
Saat itu, Israel telah menyatakan diri sebagai negara dengan sebagian wilayahnya juga mencakupi Jerusalem Palestina, pada 1948, sejalan dengan politik zionisme-nya alias kembali ke Bukit Zion.
KAA akan fokus membahas tiga dokumen utama, yaitu Bandung Message, Deklarasi Penghidupan Kembali Kemitraan Baru Strategis Asia-Afrika , dan Deklarasi Dukungan Kemerdekaan Palestina. Pembahasan ketiga dokumen utama itu kemudian akan dilanjutkan pada Pertemuan tingkat Menteri Asia-Afrika (Asia Africa Ministerial Meeting), dan hasil dari pembahasan ketiga dokumen itu akan diputuskan pada saat Pertemuan Kepala Negara atau Kepala Pemerintahan (Asia Africa Leaders Summit).(*)
Post a Comment