Suasana Pusat Perbelanjaan Jelang Nyepi
Dua hari menjelang hari raya Nyepi tahun baru Saka 1937, aktifitas berbelanja masyarakat Bali mulai menunjukkan peningkatan. Mulai dari toko sembako, pasar tradisional, mini market, pasar swalayan hingga supermarket, hampir seluruhnya diserbu warga. Kebanyakan mereka membeli kebutuhan bahan pokok untuk dikonsumsi selama Nyepi.
Pasar swalayan Tiara Dewata yang terletak di jalan Mayor Jendral Sutoyo No 55, Denpasar, contohnya. Dari akses pintu masuk parkir kendaraan baik roda dua maupun empat sudah terjadi antrian panjang. Beberapa petugas parkir tampak kewalahan mengatur posisi kendaraan serapih mungkin khususnya kendaraan roda empat. Suara sempritan terdengar berulang-kali memekakkan telinga. Pusat perbelanjaan satu ini memang sering dituju masyarakat karena harganya yang terjangkau.
Lantas bagaimana dengan suasana di dalam? Seperti semut sedang mengerumuni gula! Para pembeli harus rela berdesak-desakan layaknya di pasar tradisional. Untung AC di sana masih mampu mendinginkan ruangan. Jika tidak, kebayang dong bagaimana pengapnya udara di dalam.
Tumpukan tas keranjang warna merah yang biasanya tersedia di pintu masuk semua habis terpakai. Tinggal troli dorong yang masih tersedia. Tapi kalau pakai troli, pasti nanti repot dorongnya karena ukurannya besar. Kurang efektif diajak blusukan. Terpaksa saya mengandalkan kekuatan tangan menenteng sejumlah barang belanjaan. Lagipula barang yang mau saya beli tidak begitu banyak.
Sedangkan produk yang paling banyak diborong adalah daging, sayur mayur,snack, mie instant dan buah. Para pegawai tampak sibuk mengisi kembali stokdisplay yang mulai kosong. Sejauh pantauan saya, semua berjalan tertib dan kondusif.
Selesai belanja, jangan keburu bernapas lega. Kita masih harus ikut antrian di kasir untuk melakukan proses pembayaran. Bagian inilah yang menurut saya paling membosankan. Saya habiskan waktu kurang lebih 30 menit ikut antrian hingga akhirnya dilayani oleh mbak kasir yang mukanya tampak pucat karena lelah.
Bagaimana dengan jumlah nominal transaksinya? Cukup fantastis! Mbak-mbak di depan saya bawa dua keranjang terisi penuh segala keperluannya, saya intip total angka yang tertera di layar mesin kasir mencapai Rp 570 ribu. Itu baru pembeli yang bawa keranjang, belum yang troli.
Saya pikir, ini Nyepi-nya cuma sehari tapi belanjaannya kok banyak sekali sepertingga boleh keluar rumah selama satu minggu?
Masih ada satu hari lagi sebelum semua kegiatan di shutdown. Saya yakin besok kegiatan berbelanja jauh lebih heboh. Pasalnya banyak pedagang asal Jawa memilih pulang ke kampung halaman. Berarti jumlah pedagang berkurang sedangkan jumlah pembeli meningkat tajam. Tidak menutup kemungkinan terjadi adu mulut memperebutkan barang belanjaan.
Hari raya Nyepi jatuh pada hari Sabtu (21/3) pk 00.00 Wita hingga Minggu (22/3) pk 00.00 Wita. Selama Silent Day, seluruh masyarakat Bali tidak diperbolehkan menyalakan sinar penerangan, beraktifitas di luar rumah dan sebagainya. Begitu pula dengan pelayanan publik seperti bandar udara, terminal, pelabuhan, siaran televisi dan radio, semuanya berhenti beroperasi satu hari penuh.
Post a Comment