Perlawanan Setan dan Mengenal Tipu Dayanya
SALAH seorang cendekiawan berkata, “Saya merenung dan berpikir dari pintu mana setan dapat masuk pada manusia, ternyata setan itu masuk malalui sepuluh pintu, yaitu:
1. Rakus dan buruk sangka, lalu saya menghadapinya dengan percaya dan qana’ah. Kemudian saya bertanya pada diri sendiri, ‘Ayat manakah yang bisa saya ambil untuk memperkuat pendapat itu?’ Lalu saya menemukan firman Allah Ta’ala, ‘Dan tidak satu pun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi, melainkan semuanya di jamin Allah rezekinya,’ (QS. Hud: 6).
Maka rakus dan buruk sangka itu saya patahkan dengan ayat tersebut.
2. Ingin hidup terus dan panjang angan-angan, lalu saya menghadapinya dengan datangnya kematian secara mendadak. Kemudian saya bertanya pada diri sendiri, ‘Ayat manakah yang bisa saya ambil untuk memperkuat pendapat itu?’ Lalu saya menemukan firman Allah Ta’ala, ‘Dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati,’ (QS. Luqman: 34).
Maka ingin hidup terus dan panjang angan-angan itu saya patahkan dengan ayat tersebut.
3. Ingin bahagia terus dan nikmat yang berkecukupan, lalu saya mengetahui dengan hilangnya nikmat dan beratnya hisab, kemudian saya ambil untuk memperkuat pendapat itu. Lalu saya menemukan firman Allah Ta’ala, ‘Biarkan mereka (di dunia ini) makan dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh angan-angan (kosong) mereka, kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatannya),’ (QS. Al-Hijr: 3).
Dan juga ayat, ‘Maka bagaimana pendapatmu jika kepada mereka Kami berikan kenikmatan hidup beberapa tahun, kemudian datang kepada mereka adzab yang diancam kepada mereka, niscaya tidak berguna bagi mereka kenikmatan yang mereka rasakan,’ (QS. Asy-Syu’ara: 205-207).
Maka keinginan untuk ingin bahagia sejahtera dan nikmat yang berkecukupan itu saya patahkan dengan ayat tersebut.
4. U’jub (membanggakan diri sendiri), lalu saya menghadapinya dengan mengingat karunia Allah dan takut terhadap akibat. Kemudian saya bertanya pada diri sendiri, ‘Ayat manakah yang bisa saya ambil untuk memperkuat pendapat itu?’ Lalu saya menemukan firman Allah Ta’ala, ‘Maka di antara mereka ada yang sengsara dan ada yang berbahagia,’ (QS. Hud: 105).
Saya tidak tahu akan masuk dalam kelompok yang mana, maka u’jub itu saya patahkan dengan ayat tersebut.
5. Meremehkan teman dan tidak menghormati mereka, lalu saya menghadapinya dengan mengenal hak mereka dan menghormati mereka. Kemudian saya bertanya pada diri sendiri, ‘Ayat manakah yang bisa saya ambil untuk memperkuat pendapat itu?’ Lalu saya menemukan firman Allah Ta’ala, ‘Padahal kekuatan itu hanyalah bagi Allah, Rasul-Nya dan bagi orang-orang mukmin,’ (QS. Al-Munafiquun: 8).
sumber : https://www.islampos.com/perlawanan-setan-dan-mengenal-tip…/
Post a Comment